Pages

Tuesday, 3 August 2010

renungan bagi bulan ramadan


Kini kita berada di akhir bulan Sya'ban. Pada Selasa malam akhir Sya'ban seperti kemarin, 75 tahunan yang lalu, Hasan Al-Banna menyampaikan ceramah renungan tentang Ramadhan. Kita beruntung karena ada Ahmad Isa Asyur yang berhasil menulis ceramah kedua Hasan Al-Banna tentang Ramadhan itu. Berikut adalah ceramah beliau:

Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Kita ucapkan shalawat dan salam untuk junjungan kita Nabi Muhammad, juga untuk segenap keluarga dan sahabatnya, serta siapa saja yang menyerukan dakwahnya hingga hari kiamat. Wahai Ikhwan yang mulia, saya sampaikan salam penghormatan Islam, salam penghormatan dari sisi Allah yang baik dan diberkati: assalamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Pada malam ini, yang merupakan akhir bulan Sya'ban, kita menutup serial kajian kita tentang Al-Qur'anul Karim, tentang kitab Allah SWT. Insya Allah, pada sepuluh malam yang pertama bulan Syawal, kita kembali kepada tema tersebut. Setelah itu kita akan membuka serial baru dari ceramah-ceramah Ikhwan, yang temanya insya Allah: Kajian- Kajian tentang Sirah Nabi dan Tarikh Islam.

Ramadhan adalah bulan perasaan dan ruhani, serta saat untuk menghadapkan diri kepada Allah. Sejauh yang saya ingat, ketika bulan Ramadhan menjelang, sebagian Salafush Shalih mengucapkan selamat tinggal kepada sebagian lain sampai mereka berjumpa lagi dalam shalat 'Id. Yang mereka rasakan adalah ini bulan ibadah, bulan untuk melaksanakan shiyam (puasa) dan qiyam (shalat malam) dan kami ingin menyendiri hanya dengan Tuhan kami.

Ikhwan sekalian, sebenarnya saya berupaya untuk mencari kesempatan untuk mengadakan kajian Selasa pada bulan Ramadhan, tetapi saya tidak mendapatkan waktu yang sesuai. Jika sebagian besar waktu selama setahun telah digunakan untuk mengadakan kajian-kajian tentang Al-Qur'an, maka saya ingin agar waktu yang ada di bulan Ramadhan ini kita gunakan untuk melaksanakan hasil dari kajian-kajian tersebut. Apalagi, banyak di antara ikhwan yang melaksanakan shalat tarawih dan memanjangkannya, sampai mengkhatamkan Al-Qur'an satu kali di bulan Ramadhan. Ini merupakan cara mengkhatamkan yang indah. Jibril biasa membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an dari Nabi SAW sekali dalam setahun. Nabi SAW mempunyai sifat dermawan, dan sifat dermawan beliau ini paling menonjol terlihat pada bulan Ramadhan ketika Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan Al- Qur'an beliau. Beliau lebih dermawan dan pemurah dibandingkan dengan angin yang ditiupkan. Kebiasaan membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an ini terus berlangsung sampai pada tahun ketika Rasulullah SAW diberi pilihan untuk menghadap kepada Ar-Rafiq Al-A'la, maka ketika itu Jibril membacakan dan mendengarkan bacaan Al-Qur'an beliau dua kali. Ini merupakan isyarat bagi Nabi SAW bahwa tahun ini merupakan tahun terakhir beliau hidup di dunia.

Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan Al-Qur'an. Rasulullah SAW pernah bersabda mengenainya,

الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَىْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ.
وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِى فِيهِ. قَالَ فَيُشَفَّعَانِ

Puasa dan Al-Qur'an itu akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat. Puasa akan berkata, "Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, maka perkenankanlah aku memberikan syafa'at untuknya." Sedangkan Al-Qur'an akan berkata, "Ya Rabbi, aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka perkenankan aku memberikan syafaat untuknya." Maka Allah memperkenankan keduanya memberikan syafaat. (HR. Ahmad dan Daruquthni)

Wahai Ikhwan, dalam diri saya terbetik satu pemikiran yang ingin saya bicarakan. Karena kita berada di pintu masuk bulan Puasa, maka hendaklah pembicaraan dan renungan kita berkaitan dengan tema bulan Ramadhan. Ikhwan sekalian, kita telah berbicara panjang lebar tentang sentuhan perasaan cinta dan persaudaraan yang dengannya Allah telah menyatukan hati kita, yang salah satu dampaknya yang paling terasa adalah terwujudnya pertemuan ini karena Allah. Bila kita tidak akan berjumpa dalam masa empat pekan atau lebih, maka bukan berarti bara perasaan ini harus padam atau hilang. Kita tidak mesti melupakan prinsip-prinsip luhur tentang kemuliaan dan persaudaraan karena Allah, yang telah dibangun oleh hati dan perasaan kita dalam majelis yang baik ini. Sebaliknya, saya yakin bahwa ia akan tetap menyala dalam jiwa sampai kita bisa berjumpa kembali setelah masa liburan ini, insya Allah. Jika ada salah seorang dari Anda melaksanakan shalat pada malam Rabu, maka saya berharap agar ia mendoakan kebaikan untuk ikhwannya. Jangan Anda lupakan ini! Kemudian saya ingin Anda selalu ingat bahwa jika hati kita merasa dahaga akan perjumpaan ini selama pekan-pekan tersebut, maka saya ingin Anda semua tahu bahwa dahaganya itu akan dipuaskan oleh mata air yang lebih utama, lebih lengkap, dan lebih tinggi, yaitu hubungan dengan Allah SWT, yang merupakan cita-cita terbaik seorang mukmin bagi dirinya, di dunia maupun akhirat.

Karena itu, Ikhwan sekalian, hendaklah Anda semua berusaha agar hati Anda menyatu dengan Allah SWT pada malam-malam bulan mulia ini. Sesungguhnya puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah SWT bagi diri-Nya sendiri.

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى ، وَأَنَا أَجْزِى بِهِ

Semua amalan anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, la adalah untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasannya. (HR. Bukhari-Muslim)

Ini, wahai Akhi, mengisyaratkan bahwa setiap amal yang dilaksanakan oleh manusia mengandung manfaat lahiriah yang bisa dilihat, dan di dalamnya terkandung semacam bagian untuk diri kita. Kadang-kadang jiwa seseorang terbiasa dengan shalat, sehingga ia ingin melaksanakan banyak shalat sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan dzikir, sehingga ia ingin banyak berdzikir kepada Allah sebagai bagian bagi dirinya. Kadang-kadang ia terbiasa dengan menangis karena takut kepada Allah, maka ia ingin banyak menangis karena Allah sebagai bagian bagi dirinya. Adapun puasa, wahai Akhi, di dalamnya tidak terkandung apa pun selain larangan. Ia harus melepaskan diri dari bermacam keinginan terhadap apa yang menjadi bagian dirinya. Bila kita terhalang untuk berjumpa satu sama lain, maka kita akan banyak berbahagia karena bermunajat kepada Allah SWT dan berdiri di hadapan-Nya, khususnya ketika melaksanakan shalat tarawih. Ikhwan sekalian, hendaklah senantiasa ingat bahwa Anda semua berpuasa karena melaksanakan perintah Allah SWT. Maka berusahalah sungguh-sungguh untuk beserta dengan Tuhan Anda dengan hati Anda pada bulan mulia ini. Ikhwan sekalian, Ramadhan adalah bulan keutamaan. Ia mempunyai kedudukan yang agung di sisi Allah SWT. Hal ini telah dinyatakan dalam kitab-Nya,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil). (QS. Al-Baqarah: 185)

Wahai Akhi, pada akhir ayat ini Anda mendapati:

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. (QS. Al-Baqarah: 185)

Puasa adalah kemanfaatan yang tidak mengandung bahaya. Dengan penyempurnaan puasa ini, Allah SWT akan memberikan hidayah kepada hamba-Nya. Jika Allah memberikan taufiq kepada Anda untuk menyempurnakan ibadah puasa ini dalam rangka menaati Allah, maka ia adalah hidayah dan hadiah yang patut disyukuri dan selayaknya Allah dimahabesarkan atas karunia hidayah tersebut.

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, supaya kalian bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185)

Kemudian, lihadah wahai Akhi, dampak dari semua ini.

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah: 186)

Wahai Akhi, di sini Anda melihat bahwa Allah Yang Mahabenar meletakkan ayat ini di tempat ini untuk menunjukkan bahwa Dia SWT paling dekat kepada hamba-Nya adalah pada bulan mulia ini.

Allah SWT telah mengistimewakan bulan Ramadhan. Mengenai hal itu terdapat beberapa ayat dan hadits. Nabi SAW bersabda,

إِذَا جَاءَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ، وَنَادَى مُنَادٍ يَا طَالِبَ الْخَيْرِ هَلُمَّ، وَيَا طَالِبَ الشَّرِّ اقْتَصِرْ

Jika bulan Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, kemudian seorang penyeru berseru, "Wahai pencari kebaikan, kemarilah! Wahai pencari kejahatan, berhentilah!" (HR. Thabrani)

Wahai Akhi, pintu-pintu surga dibuka, karena manusia berbondong-bondong melaksanakan ketaatan, ibadah, dan taubat, sehingga jumlah pelakunya banyak. Setan-setan dibelenggu, karena manusia akan beralih kepada kebaikan, sehingga setan tidak mampu berbuat apa-apa. Hari-hari dan malam-malam Ramadhan, merupakan masa-masa kemuliaan yang diberikan oleh Al-Haq SWT., agar orang-orang yang berbuat baik menambah kebaikannya dan orang-orang yang berbuat jahat mencari karunia Allah SWT sehingga Allah mengampuni mereka dan menjadikan mereka hamba-hamba yang dicintai dan didekatkan kepada Allah. Keutamaan dan keistimewaan paling besar bulan ini adalah bahwa Allah SWT telah memilihnya menjadi waktu turunnya Al-Qur'an. Inilah keistimewaan yang dimiliki oleh bulan Ramadhan. Karena itu, Allah SWT mengistimewakan dengan menyebutkannya dalam kitab-Nya.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur'an. (QS. Al-Baqarah: 185)

Ada ikatan hakikat dan fisik antara turunnya Al-Qur'an dengan bulan Ramadhan. Ikatan ini adalah selain bahwa Allah telah menurunkan Al-Qur'an di bulan Ramadhan, maka di bulan ini pula Dia mewajibkan puasa. Karena puasa artinya menahan diri dari hawa nafsu dan syahwat. Ini merupakan kemenangan hakikat spiritual atas hakikat materi dalam diri manusia. Ini berarti, wahai Akhi, bahwa jiwa, ruh, dan pemikiran manusia pada bulan Ramadhan akan menghindari tuntutan-tuntutan jasmani. Dalam kondisi seperti ini, ruh manusia berada di puncak kejernihannya, karena ia tidak disibukkan oleh syahwat dan hawa nafsu. Ketika itu ia dalam keadaan paling siap untuk memahami dan menerima ilmu dari Allah SWT. Karena itu, bagi Allah, membaca Al-Qur'an merupakan ibadah paling utama pada bulan Ramadhan yang mulia. Pada kesempatan ini, Ikhwan sekalian, saya akan meringkaskan untuk Anda semua pandangan-pandangan saya tentang kitab Allah SWT, dalam kalimat-kalimat ringkas. Wahai Ikhwan yang mulia, tujuan-tujuan asasi dalam kitab Allah SWT. dan prinsip-prinsip utama yang menjadi landasan bagi petunjuk Al-Qur'an ada tiga

1. Perbaikan Aqidah
Anda mendapad bahwa Al-Qur'anul Karim banyak menjelaskan masalah aqidah dan menarik perhatian kepada apa yang seharusnya tertanam sungguh-sungguh di dalam jiwa seorang mukmin, agar ia bisa mengambil manfaatnya di dunia dan di akhirat. Keyakinan bahwa Allah SWT adalah Yang Maha Esa, Yang Mahakuasa, Yang menyandang seluruh sifat kesempurnaan dan bersih dari seluruh kekurangan. Kemudian keyakinan kepada hari akhir, agar setiap jiwa dihisab tentang apa saja yang telah dikerjakan dan ditinggalkannya. Wahai Akhi, jika Anda mengumpulkan ayat-ayat mengenai aqidah dalam Al-Qur'an, niscaya Anda mendapati bahwa keseluruhannya mencapai lebih dari sepertiga Al-Qur'an. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ * الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai manusia, beribadahlah kepada Rabb kalian Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang yang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian; karena itu janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 21-22)

Wahai Akhi, setiap kali membaca surat ini, Anda mendapati kandungannya ini melintang di hadapan Anda. Allah SWT juga berfirman dalam surat Al-Mukminun,

قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ * قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ * قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ * سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ * بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِالْحَقِّ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

Katakanlah, 'Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kalian mengetahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kalian tidak ingat?' Katakanlah, 'Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?' Mereka akan menjawab, 'Ke- punyaan Allah.' Katakanlah, 'Maka apakah kalian tidak bertaqwa?' Katakanlah, 'Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kalian mengetahui?' Mereka akan menjawab, 'Kepunyaan Allah.' Katakanlah, '(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kalian ditipu?' Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. (QS. Al-Mukminun: 84-90)

Allah SWT juga berfirman di surat yang sama,

فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ * فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ * وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ

Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikannya) maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangan (kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. (QS. Al-Mukminun: 101-103)

Allah SWT juga berfirman,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5) يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُمْ (6) فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya. Dan manusia bertanya, 'Mengapa bumi (jadi begini)?' Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (QS. Ay-Zalzalah: 1-8)

Allah SWT berfirman,

الْقَارِعَةُ * مَا الْقَارِعَةُ

Hari Kiamat. Apakah hari Kiamat itu? Tahukah kalian apakah hari Kiamat itu? (QS. Al-Qari'ah: 1-3)

Dalam surat lain Allah berfirman,

أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ * حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ * كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ * ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ

Bermegah-megahan telah melalaikan kalian. Sampai kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Dan janganlah begitu, kelak kalian akan mengetahui. (QS. At-Takatsur: 1-4)

Wahai Akhi, ayat-ayat ini menjelaskan hari akhirat dengan penjelasan gamblang yang bisa melunakkan hati yang keras.

2. Pengaturan Ibadah
Anda juga membaca firman Allah SWT mengenai ibadah.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ

Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat (QS. Al-Baqarah: 43)

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

...diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian. (QS. Al-Baqarah: 183)

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

...mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. (QS. Ali Imran: 97)

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.' (QS. Nuh: 10)

Dan banyak lagi ayat-ayat lain mengenai ibadah.

3. Pengaturan Akhlak
Mengenai pengaturan akhlak, wahai Akhi, Anda bisa membaca firman Allah SWT.

وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا * فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. (QS. Asy-Syams: 7-8)

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra'd:11)

أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ * الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ * وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ * وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ * جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آَبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ * سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ

Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Yaitu) orang-orang yang meme- nuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang sabar karena mencari ridha Tuhannya, mendirikan shalat, dan menaf- kahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan ke- baikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik). (Yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu. (Sambil mengucapkan), 'Salamun 'alaikum bima shabartum (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu),' maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS. Ar-Ra'd: 19-24)

Wahai Akhi, Anda mendapati bahwa akhlak-akhlak mulia bertebaran dalam kitab Allah SWT dan bahwa ancaman bagi akhlak-akhlak tercela sangadah keras.

وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

Dan orang-orang yang memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahanam). (QS. Ar-Rad: 25)

Inilah peraturan-peraturan tersebut, Ikhwan sekalian, sebenarnya, peraturan-peraturan itu lebih tinggi daripada yang dikenal oleh manusia, karena di dalamnya terkandung semua yang dikehendaki manusia untuk mengatur urusan masyarakat. Ketika mengupas sekelompok ayat, maka Anda mendapati makna-makna ini jelas dan gamblang. "Seperempat Juz Khamr" yang diawali dengan

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ

Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi (QS. Al-Baqarah: 219),

mengandung lebih dari dua puluh lima hukum praktis: tentang khamr, judi, anak-anak yatim, pernikahan laki-laki dan wanita-wanita musyrik, haid, sumpah, ila', talak, rujuk, khuluk, nafkah, dan hukum-hukum lainnya yang banyak sekali Anda dapatkan dalam seperempat juz saja. Hal ini karena surat Al-Baqarah datang untuk mengatur masyarakat Islam di Madinah. Ikhwan tercinta, hendaklah Anda semua menjalin hubungan dengan kitab Allah. Bermunajadlah kepada Tuhan dengan kitab Allah. Hendaklah masing-masing dari kita memperhatikan prinsip-prinsip dasar yang telah saya sebutkan ini, karena itu akan memberikan manfaat yang banyak kepada Anda, wahai Akhi. Insya Allah Anda akan mendapatkan manfaat darinya.

Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Sayidina Muhammad dan kepada segenap keluarga dan sahabatnya.[Sumber: Ceramah-ceramah Hasan Al-Banna]

Sunday, 1 August 2010

siapa kata bulan ramadan adalah bulan latihan dan pembelajaran?

Kesalahan Para Da'i, mungkin kurang hati-hati dalam
melafalkan Makna, apa yang dia sampaikan...
sehingga apa yang disampaikan itu, terekam oleh yang mendengar, dan terstruktur dalam pikiran, hingga akhirnya Jiwa dan akal membenarkan, sementara Ilmu tak mendapat ruang pada s...aat itu.

salah satu kesalahan
yang selalu terulang setiap tahun terutama Bulan Ramadhan...
adalah Ungkapan
"Bahwa Ramadhan adalah Bulan Latihan dan Pembelajaran Umat Islam...."

Fatal..
Jelas Sekali Fatal....
saya mencoba meluruskan hal tersebut
agar Makna Kemuliaan Ramadhan tetap jelas
sejelas Matahari...

Yuk Kita Simak Alur Tulisan ana ini...^_^

Semua Bentuk Ibadah Kepada Alloh SWT, adalah untuk Manusia itu sendiri, Kecuali satu Puasa di Bulan Ramadhan..

"Semua amal manusia baginya, melainkan puasa (Ramadhan), sesungguhnya puasa itu bagi-Ku (Allah) dan Aku akan memberikan pembalasannya".
(HR.Bukhari)

Alloh Menjanjikan ampunan, menjanjikan Kemuliaan, menjanjikan Surga, dan Menjanjikan Pembebasan dari api Neraka, bagi orang-orang yang berpuasa di Bulan Mulia itu.

Disinilah akal kita harus meneropong
Jika didalam Bulan itu Alloh Begitu Banyak Menjanjikan Kemuliaan...Maka Kita Harus Sungguh-sungguh, mendapatkan Kemuliaan itu.

TIDAK PERNAH ADA YANG NAMANYA LATIHAN, MENDAPAT HADIAH...!!!

Pertempuran....
Pertarungan....
bahkan Perlombaanpun
kata-kata itu berhak mendapat kan Hasil
yaitu Kemenangan

KEMENANGAN=HADIAH

Nah Jika di Benak Kita, Menganggap Ramadhan adalah Bulan Latihan...!!

Maka Ketika kita masuk di bulan itu
Maka Tak ada Kesungguhan

Tilawah, diniatkan Latihan !!
Sholat Berjamaah diniatkan Latihan...!!
Itikaf di niatkan Latihan, hingga banyak yang Tertidur dimalam-malam ganjil di sepuluh Hari Terakhir, daripada yang berjaga....!!
semua aspek Ibadah Bernafaskan Latihan..

Maka Pasti !!
TAK ADA BEKAS SETELAH RAMADHAN ITU....
SELAIN KELETIHAN...........
Latihan Itu ada di Sebelas Bulan Sebelumnya...!!

Ramadhan adalah Bulan Jihad !!
Ramadhan adalah Bulan Penentuan, Untuk Mendapat Ampunan Alloh...!!
Ramadhan Adalah Bulan kita bersungguh-sungguh...!!
Ramadhan adalah Bulan Kita mengejar Lailatul Qodr, yang Lebih Baik dari seribu Bulan...!!
Ramadhan adalah bulan kita Meningkatkan sedekah..!!
SEMUA SATU TUJUAN
AGAR KITA SEMUA
MENJADI PEMENANG
DAN MENDAPATKAN AMPUNAN ALLOH SWT
YANG MERUPAKAN HADIAH YANG TAK TERNILAI HARGANYA......!!

SEKARANG...!!
RUBAH PARADIGMA DAN SUDUT PANDANGMU
KARENA TAHUN DEPAN TAK ADA JAMINAN KITA BERTEMU RAMADHAN....

MANFAATKAN RAMADHAN KALI INI
DENGAN PERSEPSI
RAMADHAN ADALAH BULAN PEMBUKTIAN KITA SEBAGAI SEORANG PEMENANG.......

Marhaban Ya Ramadhan...
Kusambut Engkau dengan Semangat Perang Badar...!!

Allohu Akbar !!

-hamzah al mubarok-

Sunday, 4 July 2010

keistimewaan bulan rejab

mungkin entri ini sedikit kelewatan kerana sekarang berada di pertengahan bulan rejab, tapi belum terlambat untuk meningkatkan kualiti ibadat di bulan ini. sebagai pelajar perubatan yang sering sibuk dengan pembelajaran, kita patut mengambil peluang ini sebagai extra dalam ibadat kita. jom sama-sama menghayati keistimewaan bulan rejab ini.

Apabila kita meneliti kepelbagaian sumber yang ada di tangan ulama, didapati Rejab ada keistimewaannya tersendiri. Tidak hairanlah inti sari (matan) hadis “Rejab bulan Allah, Syaaban bulanku dan Ramadan bulan umatku..” disokong oleh ulama muktabar.Antaranya, Imam Hibbatullah bin Mubarak, yang meriwayatkan keistimewaan Rejab berdasarkan sanadnya yang jelas sebagaimana yang direkodkan oleh Syeikh Abd Qader al-Jaylani dalam al-Ghunyah.

Oleh itu, amat baik jika diperhatikan siapa beliau dan bagaimana kualiti sanad yang diriwayatkannya.

Tambahan pula, matan hadis terbabit tidak bertentangan dengan nas al-Quran. Sebaliknya selari dengan perisytiharan Allah S.W.T pada surah al-Taubah ayat 36 mengenai empat bulan haram yang dimaksudkan: Rejab, Zulkaedah, Zulhijjah dan Muharam.

Imam al-Qurtubi dalam tafsirnya menyifatkan Nabi s.a.w menegaskan Rejab adalah bulan Allah, iaitu bulan ahlullah. Dikatakan penduduk (mukmin) Tanah Haram itu ahlullah kerana Allah yang memelihara dan memberi kekuatan kepada mereka.

Imam al-Thabrani meriwayatkan daripada Anas bin Malik, apabila tibanya bulan Rejab, Baginda mendoakan: “Ya Allah, berkatilah hidup kami di bulan Rejab dan Syaaban dan sampaikan (hayat) kami kepada bulan Ramadan.”

Imam al-Thabrani meriwayatkan daripada Abu Hurairah, Nabi s.a.w tidak menyempurnakan puasa sebulan selepas berlalunya Ramadan kecuali pada Rejab dan Syaaban.
Al-Hafiz al-Haitsami dalam Majma’ al-Zawa’id turut meriwayatkan mengenai kelebihan Rejab. Walaupun dengan sanad daif, ia sudah memadai untuk menepati spesifikasi kelebihan beramal dan meningkatkan hemah diri.

Hal ini jelas sebagaimana diakui fuqaha dan ahli hadis menerusi kenyataan Imam al-Nawawi dalam kitab al-Arba’ien.

Lebih kukuh, Imam Muslim meriwayatkan daripada Uthman bin Hakim al-Ansari, beliau (Uthman) pernah menanyakan Said bin Jubayr mengenai puasa Rejab (pada bulan Rejab).
Said menjawab: “Aku mendengar Ibn Abbas mengatakan: “Rasulullah s.a.w berpuasa Rejab sehingga kami menyangka Baginda tidak berbuka (terus-menerus berpuasa) dan Baginda berbuka sehingga tidak nampak berpuasa.” (Sahih Muslim)

Imam al-Nawawi mengatakan: “Apa yang zahir daripada ucapan Sa’id bin Jubayr itu menjadi bukti tiada tegahan untuk berpuasa padanya (Rejab) kerana bulan berkenaan. Bahkan kedudukannya sama mengikut baki bulan Islam yang lain.

Tidak ada larangan untuk melakukan ibadat puasa di bulan Rejab, tidak pula disunatkan kerana bulannya. Tetapi apa yang disunatkan ialah kerana kesunahan puasa terbabit.
Imam Abu Thayyib al-Azhim juga mengatakan: “Dalam Sunan Abi Daud direkodkan Nabi s.a.w menggalakkan kita berpuasa di bulan yang haram. Rejab adalah satu darinya.”

Al-Hakim meriwayatkan daripada Nubaisyah: “Seorang lelaki menanyakan Nabi SAW, wahai Rasulullah! Kami memberi persembahan (kepada berhala) di zaman Jahiliyah. Maka apa pula yang harus dilakukan di bulan Rejab ini. Baginda menjawab : “Sembelihlah binatang ternakan kerana Allah di mana-mana bulan sekalipun. Lakukanlah kebaikan kerana Allah dan berilah makanan.”
Imam al-Baihaqi meriwayatkan daripada Imam Syafie berbunyi : “Telah sampai kepada kami Syafie mengatakan: Sesungguhnya doa itu mustajab pada lima malam; malam Jumaat, malam Aidiladha, malam Aidilfitri, malam pertama bulan Rejab dan malam nisfu Syaaban.”

tingkatkan ibadat, kurangkan maksiat.

Monday, 7 June 2010

awasi kata-katamu..

Lisan (lidah) memang tak bertulang, sekali kita gerakkan sulit untuk kembali pada posisi semula. Demikian berbahayanya lisan, hingga Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita agar berhati-hati dalam menggunakannya.

Allah Swt telah memerintahkan kita semua untuk berkata yang benar, seperti tertulis dalam firmanNya, “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70)

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6092)

Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari No. 6091 dan Muslim No. 6988 dari Abu Hurairah )
Rasulullah bersabda: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (HR. Al-Imam Al-Bukhari hadits no. 6089 dan Al-Imam Muslim hadits no. 46 dari Abu Hurairah)

Berikut ini beberapa manfaat menjaga lisan kita menurut hadits shahih :
  1. Akan mendapat keutamaan dalam melaksanakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48)
  2. Dalam hadits Abu Musa Al-Asy’ari, Rasulullah ketika ditanya tentang orang yang paling utama dari orang-orang Islam, beliau menjawab: “(Orang Islam yang paling utama adalah) orang yang orang lain selamat dari kejahatan tangan dan lisannya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 11 dan Muslim no. 42)
  3. Mendapat jaminan dari Rasulullah Saw untuk masuk ke surga. Rasulullah Saw bersabda dalam hadits dari Sahl bin Sa’d: “Barangsiapa yang menjamin untukku apa yang berada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka aku akan menjamin baginya al-jannah (surga).” (HR. Al-Bukhari no. 6088)
  4. Dalam riwayat Al-Imam At-Tirmidzi no. 2411 dan Ibnu Hibban no. 2546, dari shahabat Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari kejahatan apa yang ada di antara dua rahangnya dan kejahatan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan) maka dia akan masuk surga.”
  5. Allah akan mengangkat derajat-Nya dan memberikan ridha-Nya kepadanya. Rasulullah bersabda dalam hadits dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat dari apa yang diridhai Allah yang dia tidak menganggapnya (bernilai) ternyata Allah mengangkat derajatnya karenanya.” (HR. Al-Bukhari no. 6092)
  6. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda. “Sesungguhnya Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga pula. Allah meridhai kalian bila kalian hanya menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukannya serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya dan janganlah kalian berpecah belah. Dan Allah membenci kalian bila kalian suka qila wa qala (berkata tanpa berdasar), banyak bertanya (yang tidak berfaedah) serta menyia-nyiakan harta” (HR. Muslim hadits no. 1715.)
  7. Dalam riwayat Al-Imam Malik, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali dalam Bahjatun Nazhirin (3/11), dari shahabat Bilal bin Al-Harits Al-Muzani bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya seseorang berbicara dengan satu kalimat yang diridhai oleh Allah dan dia tidak menyangka akan sampai kepada apa (yang ditentukan oleh Allah), lalu Allah mencatat keridhaan baginya pada hari dia berjumpa dengan Allah.”
Karena itu, marilah kita berpikir terlebih dahulu, atas segala sesuatu yang mau kita katakan. Jika sekiranya apa yang akan kita katakan tidak akan membawa mudharat, maka silahkan kita berbicara. Akan tetapi, jika kita perkirakan perkataan kita itu akan membawa mudharat atau ragu apakah membawa mudharat atau tidak, maka sebaiknya kita tidak usah berbicara.

Setelah kita mengetahui keutamaan menjaga lisan dan bahayanya jika kita tidak bisa menjaganya, mari mulai sekarang kita jaga lisan kita dengan sebaik-baiknya, karrena segala sesuatu yang kita ucapkan, kelak akan diminta pertanggungjawabannya dihadapan Allah Swt.

Dewi Yana
http://jalandakwahbersama.wordpress.com

Sunday, 6 June 2010

wajah para syuhada mavi marmara

A brief introduction to the nine people shot dead on 31 May 2010, by Israeli soldiers who attacked the Turkish vessel M.V. Mavi Marmara, as it attempted to transport humanitarian aid to the Gaza Strip.
1. Ibrahim Bilgen, 61, an electrical engineer from Siirt. Member of the Chamber of Electrical Engineers of Turkey. Ran as a Saadet (Felicity) Party candidate in the Turkish general election of 2007 and the Siirt mayoral election of 2009. Married with 6 children. 










2. Ali Haydar Bengi, 39, ran a telephone repair shop in Diyarbakir. Graduate of Al-Azhar University, Cairo (Department of Arabic Literature). Married to Saniye Bengi; four children - Mehunur (15), Semanur (10) and twins Mohammed and Senanur (5, pictured below).

3. Cevdet Kiliçlar, 38, from Kayseri. A graduate of Marmara University's Faculty of Communications; formerly a newspaper journalist for the National Gazette and the Anatolia Times. For the past year he was a reporter and webmaster for the Humanitarian Relief Foundation (IHH). Married to Derya Kiliçlar; one daughter, Gülhan, and one son, Erdem.

4. Çetin Topçuoglu, 54, from Adana. Former amateur soccer player and taekwondo champion, who coached Turkey's national taekwondo team. Married to with one son, Aytek.
His wife, Çigdem Topçuoglu (below, right), was also aboard the Mavi Marmara, but survived.

5. Necdet Yildirim, 32, an IHH aid worker from Malatya. Married to Refika Yıldırım; one daughter, Melek, aged three. 
6. Fahri Yaldiz, 43, a firefighter who worked for the Municipality of Adiyaman. Married with four sons. 

7. Cengiz Songür, 47, from Izmir. Married to Nurcan Songür; six daughters and one son.

8. Cengiz Akyüz, 41, from Iskenderun. Married to Nimet Akyüz ; three children - Furkan (14), Beyza (12) and Erva Kardelen (nine). 
Cengiz Akyüz_2
9. Furkan Dogan, 19, in his senior year at Kayseri High School where he was awaiting the results of his university entrance exams; hoped to become a doctor. Loved chess. Son of Dr. Ahmet Dogan, Assoc Prof at Erciyes University. A Turkish-American dual national, with two siblings.


(This post liable to change as more details become available).

Sumber:http://lawrenceofcyberia.blogs.com

Friday, 14 May 2010

KOLEKSI HADITH RASULULLAH S.A.W.

MENGUBAH CIPTAAN ALLAH S.W.T.

Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a, sesungguhnya Nabi Muhammad s.a.w pernah melihat seorang kanak-kanak yang telah dicukur sebahagian rambutnya dan sebahagian yang lain dibiarkannya. Lalu baginda melarang mereka dari berbuat sedemikian sambil bersabda:

"Cukurlah semuanya atau biarkanlah semuanya." (Hadis riwayat Abu Daud).

Kesimpulan Hadis:

1- Larangan dari mencukur sebahagian rambut dan meninggalkan sebahagian yang lain. Larangan di sini ialah larangan yang sangat dibenci manakala hikmat dari larangan ini ialah kerana dia cuba mengubah ciptaan Allah s.w.t.

2- Harus mencukur rambut keseluruhannya dan harus juga membiarkannya kesemuanya dengan syarat kebersihannya hendaklah dijaga dan tidak menyerupai kaum perempuan.

BUMI AKAN MENJADI SAKSI

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w membaca ayat ini: Yang bermaksud:

Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Kemudian baginda bertanya: Adakah kamu tahu apakah yang akan diberitahu oleh bumi itu nanti? Para sahabat menjawab: Allah s.w.t. dan RasulNya yang lebih mengetahui.

Baginda s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya berita yang akan disampaikan oleh bumi ialah bumi menjadi saksi terhadap semua perbuatan manusia, sama ada lelaki ataupun perempuan terhadap apa yang mereka lakukan di atasnya. Bumi akan berkata: Dia telah melakukan itu dan ini pada hari itu dan ini. Itulah berita yang akan diberitahu oleh bumi." (Hadis riwayat Imam Tirmizi).

Kesimpulan Hadis:

1- Dorongan supaya melakukan amalan soleh dan menjauhkan diri dari melakukan maksiat.

2- Kemampuan Allah s.w.t menjadikan benda-benda yang keras dapat bercakap di mana bumi akan memberi saksi terhadap setiap perkara yang berlaku.

3- Larangan keras terhadap orang yang melakukan maksiat, walaupun dia jauh dari pandangan orang lain tetapi bumi tetap akan memberi saksi di hadapan Allah s.w.t yang menjadi hakim di hari kiamat kelak.

KELEBIHAN MEMBERI MAKAN KETIKA BERBUKA PUASA DIBULAN RAMADHAN

Diriwayatkan daripada Zaid bin Khalid al-Juhaniy r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:

"Sesiapa yang menjemput orang yang berpuasa untuk berbuka, dia akan mendapat pahala sebagaimana pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangkan sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut."

(Hadis riwayat Imam Tirmizi).


Pengajaran Yang Boleh Diambil Dari Hadis:

1- Penjelasan tentang kelebihan orang yang menjemput orang yang berpuasa berbuka malah disunatkan berbuat demikian serta dorongan supaya melakukannya.

2- Dalam tindakan menjemput orang yang berpuasa untuk berbuka terdapat seruan kepada kasih-sayang, persamaan dan bantu-membantu di kalangan umat Islam.

3- Pahala seperti ini akan diganjarkan kepada sesiapa sahaja yang menjemput orang yang berpuasa untuk berbuka walaupun hanya dengan sebiji kurma, seteguk air minum atau seteguk susu.

AMALAN PEMBERI SYAFA'AT DIHARI KIAMAT

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Amru r.a, sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda:

"Puasa dan al-Quran akan memberi syafaat kepada seseorang hamba pada hari kiamat." (Hadis riwayat Imam Ahmad).

Pengajaran Yang Boleh Diambil Dari Hadis:

1- Di antara kelebihan ibadat puasa ialah ia akan memberi syafaat kepada orang yang berpuasa pada hari kiamat kelak apabila umat Islam menunaikannya secara sempurna dengan meninggalkan makan, minum, hawa nafsu, bercakap dengan percakapan yang diharamkan, melihat kepada benda yang diharamkan dan mencari rezeki melalui cara diharamkan.

2- Kelebihan bacaan Al-Quran di mana ia akan memberi syafaat kepada orang yang membacanya pada hari kiamat kelak.

CINTAKAN DUNIA

Daripada Tsauban r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda;

"Hampir tiba suata masa di mana bangsa-bangsa dan seluruh dunia akan datang mengerumuni kamu bagaikan orang-orang yang hendak makan mengerumuni talam hidangan mereka". Maka salah seorang sahabat bertanya "Apakah dari kerana kami sedikit pada hari itu?" Nabi s.a.w. menjawab, "Bahkan kamu pada hari itu banyak sekali, tetapi kamu umpama buih di waktu banjir, dan Allah s.w.t. akan mencabut rasa gerun terhadap kamu dari hati musuh-musuh kamu, dan Allah s.w.t. akan mencampakkan ke dalam hati kamu penyakit 'wahan"'. Seorang sahabat bertanya, "Apakah wahan itu hai Rasulullah?" Nabi Muhammad s.a.w. kita menjawab, "Cinta pada dunia dan takut pada mati".

H.R. Abu Daud

Keterangan

Memang benar apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. Keadaan umat Islam pada hari ini, menggarnbarkan kebenaran apa yang disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. Umat Islam walaupun mereka mernpunyai bilangan yang banyak, iaitu 1,000 juta (1/5 penduduk dunia), tetapi mereka selalu dipersendakan dan menjadi alat permainan bangsa-bangsa lain. Mereka ditindas, diinjak-injak, disakiti, dibunuh dan sebagainya. Bangsa-bangsa dari seluruh dunia walau pun berbeza-beza agama, mereka bersatu untuk melawan dan melumpuhkan kekuatannya.

Sebenarnya, segala kekalahan kaum Muslimin adalah berpunca dari dalam diri kaum muslimin itu sendiri, iaitu dari penyakit 'wahan" yang merupakan penyakit campuran dari dua unsur yang selalu wujud dalarn bentuk kembar dua, iaitu “cinta dunia” dan 'ttakut mati". Kedua-dua penyakit ini tidak dapat dipisahkan. "Cinta dunia" bermakna tamak, rakus, bakhil danti dak mahu mendermakan harta di jalan Allah s.w.t. Manakala “takut mati" pula bermakna leka dengan kehidupan dunia dan tidak membuat persiapan untuk menghadapi negeri akhirat dan tidak ada perasaan untuk berkorban dengan diri dan jiwa dalam memperjuangkan agarna Allah s.w.t.

Kitaa berdoa agar Allah s.w.t. menurunkan mushrahNya kepada kaum muslimin dan memberikan kepada mereka kejayaan di dunia dan di akhirat. Insyallah.


DOA MALAM LAILATUL QADAR

Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya: Aku bertanya: Wahai Rasulullah! Apa pendapat kamu sekiranya aku mengetahui (mendapati) malam lailatulqadar, apakah yang harus aku baca pada malam tersebut? Baginda s.a.w. bersabda:

"Bacalah doa: Yang bermaksud: Ya Allah! Sesungguhnya Engkau adalah Zat Yang Maha Pengampun dan suka memberi pengampunan, oleh yang demikian ampunilah diriku)."

(Hadis riwayat Imam Tirmizi).

Pengajaran Yang Boleh Diambil Dari Hadis:

1- Permintaan yang paling penting bagi orang Islam ialah kesuciannya dari segala dosa dan penebusan diri dari perbuatan maksiat.

2- Galakkan supaya memohon keampunan daripada Allah s.w.t dan sentiasa memohon keampunan tersebut lebih-lebih lagi pada masa yang dimakbulkan segala doa terutamanya pada malam lailatulqadar.

3- Di antara tanda-tanda malam lailatulqadar ialah terasa lapang dada, orang Islam terasa tenang jiwa bersama Allah s.w.t, cuaca dan suasana malam dalam keadaan sederhana serta matahari terbit pada waktu pagi dengan cuaca yang putih tanpa memancarkan sinaran.

ORANG MUKMIN YANG DIUJI ALLAH S.W.T.

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda:

"Orang mukmin sama ada lelaki ataupun perempuan akan sentiasa diuji oleh Allah s.w.t, sama ada dirinya, anaknya ataupun hartanya sehinggalah dia menghadap Allah s.w.t tanpa dia membawa dosa sedikitpun."

(Hadis riwayat Imam Tirmizi).

Kesimpulan Hadis:

1- Sabar menghadapi cubaan boleh menghapuskan segala dosa.

2- Cubaan yang paling dahsyat adalah cubaan yang dihadapi oleh para nabi kemudian orang-orang soleh seterusnya ke bawah secara berturut-turut

SETIAP UMAT ADA UJIANNYA

Diriwayatkan daripada Kaab bin Iyadh r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda:
"Sesungguhnya setiap umat itu ada ujiannya dan ujian umatku adalah harta kekayaan. " (Hadis riwayat Imam Tirmizi).

Kesimpulan Hadis:

Allah s.w.t menjadikan harta sebagai perhiasan kehidupan dunia dan menjadikan fitrah kejadian manusia lebih cenderung kepada harta dan suka mengumpul harta, oleh yang demikian umat Islam hendaklah berhati-hati di dalam mengumpulkan harta di mana dia hendaklah mengumpulkan harta yang halal dan menjauhkan diri dari mengumpulkan harta yang haram.

SOLAT SUNNAT ENAM RAKAAT

Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a sabda Rasulullah s.a.w

" Barangsiapayang solat sesudah maghrib enam rakaat dimana tidak berkata-kata ia diantaranya dan kata-kata buruk, menyamailah solat itu baginya dengan ibadah 12 tahun"

BALASAN SYURGA PADA YANG SABAR

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda di dalam Hadis Qudsi: Allah s.w.t berfirman:

"Tidak ada balasan kecuali syurga bagi hambaku yang beriman yang telah Aku ambil kembali kekasihnya (Aku mematikan seseorang yang disayanginya seperti anak, adik-beradik dan sesiapa sahaja yang di sayangi oleh seseorang) dari kalangan penghuni dunia dan dia hanya mengharapkan pahala daripadaKu (dengan bersabar). " (Hadis riwayat Imam Bukhari).


Kesimpulan Hadis:

1- Tabah dan sabar menghadapi musibah adalah merupakan tanda-tanda kesempurnaan iman manakala keluh-kesah dan bimbang adalah merupakan tanda-tanda kelemahan iman.

2- Keagungan ganjaran tabah menghadapi musibah.

DIHARAMKAN MEMASUKI SYURGA

Bersabda Rasulullah s.a.w

"Tiada seorang pembesar yang mati sedang ia mati dalam keadaan menipu rakyatnya,melainkan Allah akan mengharamkannya memasuki syurga."


AMALAN PALING UTAMA

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah ditanya:

"Apakah amalan yang paling utama? Baginda s.a.w. bersabda: "Beriman kepada Allah s.w.t Sahabat bertanya lagi: Kemudian apa? Rasulullah s.a.w bersabda: Jihad pada jalan Allah s.w.t. iaitu berjuang pada jalan Allah s.w.t. dan Sahabat bertanya lagi: Kemudian apa? Rasulullah s.a.w bersabda: Haji Mabrur iaitu ibadat Haji yang diterima"

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Masud r.a katanya: Aku pernah bertanya Rasulullah s.a.w:

"Apakah amalan yang paling utama? Baginda s.a.w. bersabda: Sembahyang pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Baginda s.a.w. bersabda: Berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi: Kemudian apa lagi? Baginda s.a.w. bersabda: Berjuang pada jalan Allah. Kemudian aku bertanya lagi kepada Baginda s.a.w., semata-mata ingin menemani dan menjaga perasaan Baginda s.a.w."

Adakah jihad ke arah pembangunan dan ekonomi seperti yang disyorkan oleh media massa itu dapat mendekatkan diri kita kepada Allah s.w.t? Apa matlamat jihad pembangunan dan ekonomi itu, disandarkan kepada apa ? Keranamu Malaysia ? Dimata dunia ? Dapatkah harta benda kita di bawa ke liang lahad dan menjadi penolong kita di akhirat ?

Diriwayatkan daripada Anas bin Malik r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Tiga perkara yang akan mengikuti mayat dan dua daripadanya akan pulang. Hanya satu sahaja yang akan bersamanya dalam kubur. Perkara tersebut ialah: Kaum kerabat, harta benda dan amalannya. Semua kaum kerabat dan harta bendanya akan pulang, manakala yang kekal bersamanya ialah amalannya *

Firman Allah s.w.t yang bermaksud : Demi sesungguhnya! Jika kamu terbunuh pada jalan Allah (dalam perang Sabil), atau kamu mati (mati biasa - semasa mengerjakan kebajikan umum), sesungguhnya keampunan dari Allah S.W.T. dan rahmatNya adalah lebih baik (bagi kamu) dari apa yang mereka (orang-orang kafir dan munafik) itu himpunkan (meliputi segala jenis kesenangan hidup). - Surah Al-Imran 157.


PENYESALAN DIHARI KIAMAT

Sabda Rasulullah saw yang bermaksud :

"Orang yang paling menyesal pada hari Kiamat ialah lelaki yang ada peluang menuntut ilmu di dunia tetapi ia tidak mengambil kesempatan menuntutnya, dan lelaki yang mengajar ilmu kepada orang lain; lalu yang belajar darinya mendapat faedah dari ilmu itu sedangkan ia sendiri tidak mendapat apa-apa."

PENJELASANNYA

Hadis ini menggalakkan umat Muslimin supaya menggunakan segala kesempatan hidup di dunia untuk mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang berguna kepada kehidupan keagamaan dan keduniaannya. Dengan ilmu pengetahuan yang betul, dapat dilakukan amalan-amalan ibadah yang betul. Amalan ibadah tanpa ilmu pengetahuan yang betul boleh menjerumuskan seseorang ke dalam bida'ah dan kekeliruan yang merosakkan agamanya.

Disamping itu ilmu pengetahuan boleh membuka ufuk pemikiran dan mendalamkan kesedaran dan keinsafan yang menguatkan keyakinan dan tauhidnya terhadap Allah s.w.t., dan dengan demikian akan meningkatkan darjatnya disisi Allah di hari Kiamat kelak.

Hadis ini juga menggariskan satu panduan yang penting iaitu tujuan belajar ialah beramal sama ada ia seorang pelajar atau seorang guru, kerana amalan itu merupakan nilai ilmu dan nilai seseorang yang berilmu.

Kata pepatah Arab "Ilmu tanpa amal laksana pokok tanpa buah" alangkah ruginya seseorang guru yang tidak mandapat apa-apa guna dari ilmunya sedangkan orang yang belajar darinya memungut keuntungan -keuntungan yang abadi


PENANGGUHAN HUTANG

Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Baginda s.a.w. bersabda:

"Sesiapa yang menangguhkan hutang orang yang belum dapat membayarnya atau membebaskannya, pada hari kiamat kelak Allah s.w.t. akan menaunginya di bawah naungan Arasy, di mana pada hari tersebut tidak ada naungan kecuali naunganNya."
(Hadis riwayat Imam Tirmizi).

Kesimpulan Hadis:

1- Galakan supaya bertolak ansur dengan orang yang berhutang sama ada secara menangguhkan tempoh pembayaran hutang ataupun secara membebaskannya dari kesemua hutang atau sebahagiannya sahaja.

2- Kelebihan orang yang bertolak ansur dengan orang yang berhutang di mana dia akan mendapat ganjaran yang sangat besar dan mendapat balasan yang baik di akhirat kelak.

3- Kelebihan mempermudahkan kepentingan orang lain dan menghulurkan bantuan kepada mereka serta harus berurusan dengan cara hutang.

ADAB MAKAN DAN MINUM

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Umar r.a, sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda:

"Apabila salah seorang di antara kamu makan, hendaklah dia makan dengan menggunakan tangan kanannya dan apabila dia minum hendaklah dia minum dengan menggunakan tangan kanannya kerana sesungguhnya syaitan itu, dia makan dengan menggunakan tangan kirinya dan minum juga dengan menggunakan tangan kirinya." (Hadis riwayat Imam Muslim).

Kesimpulan Hadis:

1- Makruh makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri kerana ianya adalah di antara adat-adat syaitan dan sesiapa yang melakukan sedemikian, bererti dia menyerupai syaitan.

2- Sunat mengutamakan anggota sebelah kanan di dalam semua perkara sehinggalah di dalam persoalan memakai kasut dan keluar dari rumah.

3- Ancaman dari melakukan perkara yang jelas disebut di dalam hadis sebagai perbuatan syaitan.

Wednesday, 5 May 2010

MALAM BINA IMAN DAN TAQWA (MABIT)


Tarikh : 8 Mei – 9 mei 2010

Hari : Sabtu mlm & Ahad pagi

Tempat : Surau Ar-razi



Tentatif Program :


11.00 malam : Tazkirah Ringkas + Bacaan Al-Mulk
11.30 malam : Tidur (Muslimin tidur di surau)
4.30 pagi : Qiyamullail
5.45 pagi : Solat Subuh Berjemaah + Bacaan Ma'thurat
6.30 pagi : Tazkirah Subuh
7.00 pagi : Gotong royong
8.30 pagi : Jamuan



"Ketahuilah, dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenteram.."Ar-Raad : 28